SERANA, Inovasi dari Sungai Pakning yang Mengubah Cara Petani Tanjung Leban Memanen Madu
BENGKALIS,Riauline.com - Inovasi alat ekstraksi madu SERANA (Sistem Ekstraksi Rotari Nektar Alami) yang dikembangkan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) RU II Sungai Pakning kini menjadi perbincangan masyarakat Desa Tanjung Leban Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis.Teknologi ini disebut-sebut mampu meningkatkan produktivitas petani madu sekaligus mengurangi ketergantungan mereka pada praktik perburuan madu hutan yang selama ini penuh risiko.
Bertahun-tahun lamanya, masyarakat setempat hanya mengenal satu cara untuk mendapatkan madu: masuk ke hutan membawa obor atau alat pengasap untuk mengambil sarang lebah liar. Meski efektif untuk jangka pendek, metode itu sering merusak habitat lebah dan membuat produksi menurun dari waktu ke waktu. Tak jarang pula, api pengasapan memicu titik-titik kebakaran di lahan gambut yang mudah terbakar.
Selain membahayakan lingkungan, metode tradisional tersebut juga mengancam keselamatan pencari madu. Mereka harus memanjat pohon tinggi, menghadapi lebah yang agresif, serta memotong sarang yang menjadi sumber kehidupan koloni. Akibatnya, siklus produksi madu menjadi tidak stabil dan pendapatan petani pun ikut berfluktuasi.
Di tengah tantangan itu, SERANA hadir membawa perubahan baru. Alat berputar yang diciptakan oleh tim Maintenance PT KPI RU II Sungai Pakning ini dirancang untuk mengekstrak madu tanpa merusak lilin sarang. Dengan demikian, lebah dapat kembali mengisi glodok lebih cepat, memungkinkan panen berikutnya berlangsung lebih konsisten.
Keunggulan SERANA terletak pada fleksibilitasnya. Alat ini dapat dioperasikan dengan motor penggerak untuk panen yang lebih cepat, namun juga bisa dijalankan secara manual ketika digunakan di lokasi tanpa akses listrik. Kemudahan ini membuatnya cocok untuk berbagai kondisi lapangan di desa-desa gambut.
Teknologi ini semakin memegang peran penting dalam budidaya lebah Apis mellifera yang berkembang melalui program Koloni Gambut Berdikari. Ribuan glodok budidaya di Tanjung Leban kini menggunakan SERANA dalam proses panen. Hasilnya cukup mencolok—ekstraksi madu dapat dilakukan hingga tiga kali lebih cepat dibanding metode konvensional.
Kecepatan itu bukan satu-satunya nilai tambah. Dengan SERANA, masyarakat tidak lagi perlu memburu madu hutan seperti sebelumnya. Praktik pengasapan yang berpotensi menyebabkan kebakaran pun dapat ditekan. Para petani kini lebih memilih fokus pada budidaya, sebuah langkah yang jauh lebih aman dan berkelanjutan.
“Bersama para perwira Pertamina Sungai Pakning, kami berupaya menghadirkan inovasi yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Manager Production PT KPI RU II Sungai Pakning, Ririanti Safrida beberapa waktu yang lalu.
Ia menekankan bahwa kehadiran SERANA mempermudah kelompok petani madu dalam setiap panen.
“Kalau dulu setiap panen mereka harus memotong sarang, kini cukup menggunakan spinner. Prosesnya lebih cepat, aman, dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Pengakuan terhadap inovasi tersebut semakin kuat setelah SERANA resmi mengantongi Nomor Paten IDS000010146. Paten ini menjadi bukti bahwa kreativitas pekerja lokal mampu menghasilkan teknologi yang bernilai dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Bagi warga Tanjung Leban, SERANA bukan sekadar alat panen. Ia menjadi simbol transformasi dari perburuan madu yang berisiko menuju budidaya modern yang lebih aman dan ramah lingkungan. Bersama teknologi ini, mereka melangkah menuju masa depan panen madu yang lebih produktif sekaligus menjaga kelestarian ekosistem gambut yang menjadi rumah bagi kehidupan mereka.
Komentar Anda :